Bagaimana Jurnal TARBIYAH Tembus Halaman Pertama Google (Studi Kasus Nyata dari Editor in Chief)

Studi kasus nyata bagaimana Jurnal TARBIYAH berhasil menembus halaman pertama Google untuk kata kunci 'Jurnal Tarbiyah'. Pengalaman langsung Editor.

Basic

Untuk pemula

Rp 0 /bulan
  • 5 Projects
  • Basic Support
  • 1GB Storage
  • Advanced Analytics
  • Priority Support
  • Custom Domain
Get Started

Enterprise

Untuk tim besar

Rp 299 /bulan
  • Unlimited Everything
  • 24/7 Premium Support
  • Unlimited Storage
  • Advanced Analytics
  • API Access
  • Custom Domain
Contact Sales

Free Plan

Gratis selamanya

Free
  • Basic Features
  • Community Support
  • Limited Storage
Start Free
Jurnal Tarbiyah Halaman Pertama Google

Saya ingin bercerita sedikit. Bukan tentang teori SEO yang berputar-putar. Tapi tentang pengalaman nyata membawa sebuah jurnal ilmiah—Jurnal TARBIYAH—menembus halaman pertama Google untuk kata kunci yang sangat kompetitif: “Jurnal Tarbiyah”.

Sebagai Editor in Chief Jurnal TARBIYAH sekaligus CEO Diklinko Journals Publisher, saya berada di dua dunia sekaligus: dunia akademik dan dunia digital marketing. Dan di artikel ini, saya akan menunjukkan bagaimana keduanya bisa saling menguatkan.


Masalah Besar yang Dihadapi Banyak Jurnal Ilmiah

Mari jujur.

Banyak jurnal ilmiah:

  • Kontennya berkualitas tinggi
  • Proses review ketat
  • Penulisnya dosen dan peneliti berpengalaman

Tapi…

Nyaris tidak ada yang membacanya dari Google.

Kenapa?

Karena sebagian besar jurnal hanya fokus pada substance, tapi melupakan discoverability.


Titik Balik: Ketika Saya Memperlakukan Jurnal Seperti Produk Digital

Perubahan terjadi ketika saya mulai bertanya:

“Bagaimana jika Jurnal TARBIYAH diperlakukan seperti website authority, bukan sekadar arsip artikel?”

Dari sini, strategi saya berubah total.


Langkah #1: Memahami Search Intent “Jurnal Tarbiyah”

Saya tidak langsung menulis atau mengedit konten.

Saya mulai dari search intent.

Orang yang mengetik “Jurnal Tarbiyah” di Google biasanya ingin:

  • Menemukan jurnal Tarbiyah yang kredibel
  • Mengunduh artikel
  • Mengetahui scope, fokus, dan reputasi jurnal

Artinya?

Homepage jurnal harus menjawab semua itu dalam 5–10 detik pertama.


Langkah #2: Optimasi On-Page yang (Sering) Diabaikan Jurnal

Ini bagian yang sering dianggap “tidak penting” oleh pengelola jurnal.

Padahal justru krusial.

  • Title tag yang jelas dan manusiawi
  • H1 yang mengandung kata kunci utama
  • Deskripsi jurnal yang ditulis untuk pembaca, bukan mesin
  • Internal linking antar edisi dan artikel

Saya memastikan kata “Jurnal TARBIYAH” bukan hanya muncul, tapi punya konteks.


Langkah #3: Authority Dibangun, Bukan Diklaim

Banyak website bilang dirinya “terpercaya”.

Tapi Google tidak peduli klaim.

Google peduli sinyal.

Beberapa hal yang saya fokuskan:

  • Konsistensi penerbitan
  • Struktur editorial yang transparan
  • Identitas editor dan reviewer yang jelas
  • Publisher branding: Diklinko Journals Publisher

Ini bukan sekadar SEO. Ini soal trust.


Hasilnya? Halaman Pertama Google

Setelah semua ini dijalankan secara konsisten, hasilnya mulai terlihat.

Jurnal TARBIYAH muncul di halaman pertama Google untuk pencarian “Jurnal Tarbiyah”.

Bukan karena trik.

Bukan karena manipulasi.

Tapi karena:

  • Konten yang relevan
  • Struktur yang jelas
  • Authority yang dibangun dengan sadar

Pelajaran Penting untuk Pengelola Jurnal Lain

Jika Anda mengelola jurnal ilmiah, izinkan saya mengatakan ini secara langsung:

Jurnal yang hebat tapi tidak ditemukan di Google adalah potensi yang terbuang.

SEO bukan musuh akademik.

SEO adalah jembatan antara ilmu dan pembaca.


Penutup: Akademik dan Digital Bisa Jalan Bersama

Pengalaman ini mengajarkan saya satu hal penting:

Kredibilitas akademik + strategi digital = dampak yang lebih luas.

Dan bagi saya pribadi, membawa Jurnal TARBIYAH ke halaman pertama Google bukan hanya soal ranking.

Ini tentang memastikan ilmu benar-benar sampai ke mereka yang membutuhkan.

— Editor in Chief Jurnal TARBIYAH
CEO, Diklinko Journals Publisher

Reza Noprial Lubis

Article by

Reza Noprial Lubis

Seorang praktisi pendidikan Islam yang aktif sebagai dosen. Kadang ceramah, kadang menulis, kadang meneliti. Tetapi paling sering BERIMAJINASI.

Komentar