4 Strategi Menghindari Penipuan Online

Upaya penipuan berusaha dengan berbagai cara, dan sekarang sudah masuk ke sosial media. Lihat bagaimana cara Saya mengantisipasi hal aneh didalamnya.
Reza Noprial Lubis

Belakangan ini, Saya menemukan berbagai hal yang dinilai upaya untuk penipuan. Sepertinya, mereka sudah semakin canggih, dengan masuk ke sosial media. 1243 kasus penipuan dilaporkan dalam tahun 2019 silam (dan mungkin ini terus bertambah).

Data Kasus Penipuan Online 2019

Saat artikel ini ditulis, Saya menyadari bahwa mengidentifikasi hal-hal penipuan perlu diketahui banyak orang, agar korban penipuan tidak semakin bertambah.

Strategi #1. Lihat Sumbernya

Jika melalui Sosial Media, pastikan untuk melihat Akun dari seseorang yang terindikasi menipu. Baru-baru ini, Saya melihat ada iklan yang dijalankan di Facebook, yang terlihat aneh.

Bagaimana mungkin, perusahaan Bank mengiklankan bahwa kita adalah penerima hadiah?

Ini aneh, bahkan SANGAT ANEH!

Lihat sumber akunnya. Apakah ia dapat dipercaya, atau justru tidak.

Padahal, sekarang ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan verifikasi atas usahanya di sosial media, dengan memiliki centang biru. Itu bisa kita jadikan sebagai sinyal akan informasi yang akurat (meski tidak berhenti sampai disini).

Dalam kasus Saya, halaman sosial media yang saya temui itu, justru minim pengikut, tidak banyak aktivitas, dan terlihat seperti akun yang dibuat hanya untuk beriklan.

Strategi #2. Pahami Domain Website

Ini penting. Di era yang penuh dengan kepungan teknologi ini, jangan sampai kita keliru memahami apa yang bertebaran di internet sana. Misalnya saja persoalan domain, yang merupakan ciri khusus dari sebuah halaman. Bila Anda tidak tahu apa itu Domain, ia adalah identitas berupa nama dalam bentuk tulisan. Misalnya, lubis.id yang Anda lihat saat ini, .id adalah domain.

Saya pikir, tua ataupun muda, semestinya tahu tentang hal ini. Anak-anak Generasi Z mungkin cukup mudah memahami ini. Tetapi, orang-orang tua kita juga sudah terhubung dengan internet. Jadi, ini penting untuk semua kalangan.

Semua website-website pemerintahan, perusahaan, sekolah, atau universitas yang ada di Indonesia, menggunakan domain .id. Website pemerintahan misalnya: indonesia.go.id, pajak.go.id, bumn.go.id, tni.mil.id, polri.go.id, kemenag.go.id, dan masih banyak lagi. Lihatlah, semua berakhiran id.

Website Indonesia
Tampilan website Indonesia.

Sekarang kita lihat, apa saja ekstensi domain yang ada di Indonesia.

Semua domain-domain itu, memiliki syarat tersendiri untuk digunakan. Misalnya, untuk website pemerintahan, menggunakan domain .go.id. Itu artinya, setiap sumber informasi yang bersumber dari website dengan ekstensi .go.id, sudah dapat dipastikan itu informasi resmi. Pasalnya, memiliki domain semacam ini, memiliki syarat tertentu (tidak bisa dipergunakan secara bebas), dan memang diperuntukkan bagi website pemerintahaan di Indonesia. Ini adalah ciri kuat.

Di Indonesia, Domain ini dikelola oleh PANDI. Ada banyak sekali ekstensi domain yang tersedia dari Indonesia, tetapi tidak semua memiliki syarat khusus. Ada juga yang diperuntukkan individu (misalnya domain saya ini .id.

Sebenarnya, penipuan mengatasnamakan pemerintahan atau bagian darinya, dapat diketahui dengan cepat melalui Domain ini. Tetapi, ini hanya bersumber dari Pemerintahan. Kalau kaitan dengan Sekolah, Universitas, Korporasi, dan sebagainya, sedikit lebih tricky.

Misalnya: Domain .ac.id hanya diperuntukkan bagi Universitas. Oleh sebab itu, pemilik domain ini pasti milik Universitas. Tetapi tidak menutup kemungkinan, bahwa Universitas tertentu memilih ekstensi domain yang berbeda, misalnya universitas.com. Perlu ketelitian dari kita secara pribadi juga.

Tapi dalam kaitan postingan ini, Domain Pemerintahan itu sudah pasti ber-ekstensi .go.id. Jangan percaya informasi apapun yang mengatasnamakan pemerintahan. Atau, laporkan ke pihak berwenang.

Pahami Alur Yang Aneh

Bila ada dirasakan alur yang aneh, Saya biasa meninggalkannya. Misalnya, Anda diberikan hadiah, tetapi diminta untuk mengirimkan uang terlebih dahulu. Ini adalah praktik alur yang sangat aneh.

Misalnya: Seseorang memenangkan perlombaan debat. Maka, ia akan dimintai nomor rekening, untuk menerima hadiah. Jadi, tidak ada pembayaran yang harus dilakukan di awal, oleh penerima hadiah.

Ini sering terjadi, bahkan Saya kerap sekali menerima panggilan telepon yang menawarkan hadiah (padahal tidak pernah ikut dalam kompetisi apapun).

Hindari Instal Aplikasi Aneh

Belakangan ini, marak sekali informasi tentang penipuan online melalui Aplikasi asing. Bahkan ekstensi file yang belakangan ini ramai dibicarakan adalah file dengan ekstensi .APK. Saya sebenarnya tahu, bahwa file ini adalah file bahan untuk aplikasi, yang dapat diinstal di Gadget kita. Namun, ini menjadi masalah sampai tahap dimana pembuat aplikasi itu menyalahgunakannya dengan membuat aplikasi phising.

Mengapa saya katakan ini adalah aplikasi asing?

Jadi, bila sebuah perusahaan besar, atau bahkan pemerintahan yang mengembangkan aplikasi untuk layanannya, tentu saja itu harus resmi. Bila ia resmi, semestinya ia masuk dalam asrip aplikasi global, seperti Google Playstore atau App Store, bukan?

Jadi, hindari menginstal aplikasi hanya melalui pesan singkat seperti WhatsApp. Khawatir, itu adalah aplikasi yang palsu, dan mengecoh.

Reza Noprial Lubis
Seorang praktisi pendidikan Islam yang aktif sebagai dosen. Kadang ceramah, kadang menulis, kadang meneliti. Tetapi paling sering BERIMAJINASI.
Comments
Silahkan tuliskan yang ingin ditanyakan.