Tips Menghadapi Dosen Pembimbing: Strategi Bijak untuk Mahasiswa Skripsi
Bagi mahasiswa tingkat akhir, keberadaan dosen pembimbing adalah kunci dalam menyelesaikan skripsi atau tesis.
Namun, sering kali interaksi dengan pembimbing tidak selalu berjalan mulus.
Ada mahasiswa yang merasa takut, ada yang bingung dengan arahan yang berubah-ubah, dan ada pula yang justru terlalu santai sehingga sering menunda revisi.
Artikel ini mencoba memberikan beberapa tips praktis berdasarkan temuan penelitian internasional tentang hubungan mahasiswa dan dosen pembimbing.
1. Pahami Tantangan dalam Bimbingan
Penelitian Wisker et al. (2021)[1] menunjukkan bahwa tantangan dalam supervisi, khususnya dalam konteks daring atau jarak jauh, berkisar pada komunikasi yang tidak efektif, akses yang terbatas, dan kesulitan dalam memberikan umpan balik.
Temuan ini mengingatkan mahasiswa untuk lebih proaktif memastikan bahwa komunikasi dengan pembimbing tetap jelas, baik melalui tatap muka maupun media daring.
2. Bangun Hubungan Positif
Zhang, Wu, dan Zhang (2024) menemukan bahwa kualitas hubungan antara mahasiswa pascasarjana dengan pembimbing berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan mahasiswa dalam penelitian. Lebih lanjut, hubungan yang baik ini mampu meningkatkan aspirasi akademik mahasiswa.
Oleh karena itu, mahasiswa disarankan tidak hanya datang saat membutuhkan tanda tangan, tetapi juga menunjukkan kesungguhan, berdiskusi aktif, dan menghargai waktu pembimbing.
3. Atasi Prokrastinasi dengan Dukungan Pembimbing
Menurut Wang, Xin, Zhang, Du, dan Wang (2022), hubungan yang positif dengan pembimbing dapat menurunkan kecenderungan mahasiswa untuk menunda pekerjaan akademik.
Hal ini terjadi karena dukungan pembimbing meningkatkan efikasi diri dan kemampuan adaptasi belajar mahasiswa.
Dengan demikian, menjaga komunikasi yang baik dengan pembimbing bukan hanya membantu dari sisi teknis, tetapi juga memberi dorongan psikologis agar mahasiswa lebih disiplin.
4. Bersikap Fleksibel namun Tegas
Setiap dosen pembimbing memiliki gaya bimbingan yang berbeda: ada yang detail, ada yang memberi kebebasan penuh, dan ada pula yang sangat sibuk.
Mahasiswa perlu bersikap fleksibel dalam menyesuaikan diri, namun juga tegas dalam menyampaikan progres dan kebutuhan bimbingan.
Catatan kecil, agenda, atau ringkasan hasil diskusi akan sangat membantu menjaga arah penelitian tetap konsisten.
Penutup
Menghadapi dosen pembimbing adalah proses belajar yang tidak kalah penting dibandingkan dengan penelitian itu sendiri. Dengan memahami tantangan (Wisker et al., 2021), membangun hubungan positif (Zhang et al., 2024), dan mengelola diri agar tidak prokrastinasi (Wang et al., 2022), mahasiswa dapat memaksimalkan bimbingan yang diterima. Pada akhirnya, keberhasilan penelitian bukan hanya ditentukan oleh kualitas tulisan, tetapi juga oleh kemampuan mahasiswa mengelola relasi akademiknya.
Referensi
- Wisker, G., McGinn, M. K., Bengtsen, S. S. E., Claesson, S., & Lykkeslet, E. (2021). Remote doctoral supervision experiences: Challenges and affordances. Innovations in Education and Teaching International, 58(6), 681-692. https://doi.org/10.1080/14703297.2021.1991427
- Zhang, J., Wu, M., & Zhang, G. (2024). The influence of supervisor–postgraduate relationship on master’s students’ research learning engagement—The mediating effect of academic aspiration. Behavioral Sciences, 14(4), 334. https://doi.org/10.3390/bs14040334
- Wang, Q., Xin, Z., Zhang, H., Du, J., & Wang, M. (2022). The effect of the supervisor–student relationship on academic procrastination: The chain-mediating role of academic self-efficacy and learning adaptation. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(5), 2761. https://doi.org/10.3390/ijerph19052761
تعليقات